UtusanIndo.com. Penyakit yang melibatkan gangguan otak tidak boleh dipandang sebelah mata. Pasien yang mengalami gejala tersebut harus segera mendapat pertolongan di rumah sakit.
Salah satu penyakit yang melibatkan gangguan otak tersebut adalah stroke. Ahli saraf dari RS Siloam Buton, La Ode Muhammad Fattahila menjelaskan bahwa stroke merupakan penyakit yang terjadi karena pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
“Gejala stroke biasanya terdeteksi setelah pasien mengalami gangguan seperti kelumpuhan atau kesadaran menurun setelah 24 jam,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (4/8).
Namun demikian, ada juga sejumlah kasus gejala stroke dengan tanda kelumpuhan, tetapi akan membaik dalam 24 jam setelah kejadian. Gejala ini dinamakan dengan Transient Iskemik Attack (TIA). Penderita tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dislipidemia kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan stress memiliki risiko terkena TIA semakin tinggi.
“TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak namun merupakan alarm atau peringatan serius terhadap serangan stroke yang tidak boleh diabaikan,” jelas La Ode.
Pencegahan dini TIA bisa dilakukan dengan metode CERDIK, yang merupakan kependekan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stres,
Sementara itu, Kepala UGD RS Siloam Buton, Alsyahrin Manggala menjelaskan bahwa penderita stroke, masalah jantung, dan kecelakaan menjadi yang paling dominan ditangani di rumah sakitnya.
“Setiap bulan terdapat 6 hingga 7 pasien di UGD karena terkena stroke tersebut,” jelasnya.
Discussion about this post