UtusanIndo.com,(DHARMASRAYA) – Kabupaten Dharmasraya dipercaya akan menjadi tuan rumah acara puncak hari pangan se dunia tingkat provinsi Sumatera Barat September mendatang. Rencananya iven ranah Minang itu akan dipusatkan di Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung. Berbagai kegiatan terkait masalah pangan akan digelar disana, mulai ketahanan pangan, kemandirian pangan, lomba pangan dan pameran pangan yang melibatkan berbagai instansi, organisasi dan perusahaan pangan di Sumatera Barat.
Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Dharmasraya, Welfiadril, S.Sos., M.Pd., Minggu (5/8/18) mengatakan, Bupati Dharmasraya telah menyetujui rencana kegiatan akbar di bidang pangan. Sebab selain menjadi ajang desiminasi kebijakan pangan dan teknologi pangan, iven tersebut diharapkan juga menjadi ajang bisnis dan ajang promosi bagi pangan lokal terutama yang berasal dari Dharmasraya maupun Sumatera Barat.
“Pak Bupati Sutan Riska mengharapkan, puncak acara hari pangan pada bulan September nanti akan bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha pangan untuk mempromosikan produknya sekaligus memperluas jaringan pemasarannya,” ujar mantan Ketua KNPI Kabupaten Sawahlunto Sijunjung sebelum daerah itu mekar. Ia menegaskan, bahwa puncak peringatan hari pangan itu akan menjadi momentum kebangkitan pangan di Dharmasraya dan Sumatera Barat.
Dijelaskan Welfiadril, dipilihnya Nagari Sungai Duo menjadi pusat pelaksanaan acara puncak hari pangan tingkat Provinsi Sumatera Barat, dilatari berbagai hal. Pertama lantaran Nagari Sungai Duo memiliki akses transportasi yang memadai, sehingga mudah dijangkau dari berbagai wilayah di Kabupaten Dharmasraya. “Kamari dakek se dari kasadoalahe nagari,” ujar Welfiadril dalam bahasa Minang khas Dharmasraya.
Selain itu, Nagari Sungai Duo beberapa waktu lalu telah mencanangkan akan membangun sentra kuliner di Dharmasraya. Nagari Sungai Duo memang memiliki berbagai jenis kuliner yang tidak ada di daerah lain. Maklum, nagari ini separohnya dihuni oleh warga Dharmasraya dari etnis Jawa. Tentu aneka kuliner khas Jawa ada di Nagari Sungai Duo. Malah tidak sedikit produk kuliner campuran Jawa-Minang, seperti keripik tempe, rakik kacang, nasi pecel dan lain sebagainya yang sudah dimodifikasi sehingga cocok dengan lidah Minangkabau.
Dan juga, sambung Welfiadril, di Nagari Sungai Duo ini, masyarakatnya telah memiliki kebiasaan untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber bahan pangan. Beraneka jenis sayuran cukup dihasilkan dari pekarangan. Malah kini mereka sudah pula berhasil beternak ikan di pekarangan. “Ini bisa dicontoh bagi masyarakat di Sumbar, bahwa persoalan pangan bisa diusahakan mulai dari keluarga,” sebut Welfiadril.
Welfiadril mengharapkan, dukungan dari seluruh warga Kabupaten Dharmasraya, khususnya para kepala OPD, untuk mensukseskan kegiatan bertaraf regional tersebut. Tanpa ada dukungan dari OPD lain, maka puncak acara hari pangan ini tidak akan sukses. “Kami mengharapkan dukungan rekan rekan kepala OPD, dan juga teman teman wartawan,” imbuh Welfiadril.
Discussion about this post