UtusanIndo.com,(BATAM) – Perangkat RT/RW memiliki peran besar dalam menangkal perkembangan paham radikalisme di lingkungan masyarakat. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan intelegensi serta masyarakat tidak apatis terhadap lingkungan sekitar.
Hal ini disampaikan Walikota Batam, Muhammad Rudi dalam acara tatap muka dan pembekalan Danrem 033/WP dan Walikota Batam kepada Ketua RT, RW, Lurah, Camat, serta Babinsa, Babinpotmar, Bhabinsakamtibnas, Danramil, dan Kapolsek se-Wilayah Kota Batam, Rabu (4/7), di Pacific Hotel.
Rudi juga menyebut paham radikalisme sesuatu yang tidak terlihat namun pergerakannya terus berlangsung. Ia mengimbau agar RT/RW dapat meningkatkan intelegensi terhadap lingkungan dan jangan menunggu ada kejadian baru melakukan aksi. Sebagai pimpinan daerah, Wako berharap seluruh masyarakat Kota Batam kompak dan mendukung pembangunan yang dilakukan oleh Pemko Batam.
“Terimakasih kepada Danrem yang telah melaksanakan acara ini. Tentunya harapan saya Batam aman, kenapa harus aman karena semua yang hadir di sini niatnya satu bagaimana pertumbuhan batam lebih baik dan ini bisa terwujud jika kita semua bersatu,” kata Rudi.
Diakuinya pembangunan yang dilakukan saat ini terlaksana atas dukungan dari masyarakat Kota Batam. Menurutnya Batam harus meninggalkan ketertinggalan dengan melakukan hal-hal yang positif sehingga apa yang menjadi cita-cita masyarakat dapat tercapai.
Komandan Korem 033/Wira Pratama, Brigjen TNI Gabriel Lema menegaskan untuk memerangi itu semua upaya yang dapat ditempuh di antaranya mengaktifkan sistem wajib lapor di wilayah masing-masing, mengaktifkan Siskamling serta menghidupkan gotong royong.
Menurutnya Batam merupakan primadona yang memiliki letak geografis dengan potensi sebagai jalur perdagangan, kawasan khusus, kota industri, dan berada di wilayah perbatasan. Kondisi kerawanan ini menurutnya perlu dijaga.
Menjaga itu semua diperlukan upaya dan kerja keras bersama mulai dari komponen pemerintah di level bawah hingga ke atas. Ia juga memaparkan, di tahun 2017 lalu terdapat 302 kasus narkoba dan ini harus diantisipasi. Begitu juga dengan letak Batam di wilayah perbatasan sehingga rentan masuk teroris.
“Berkaitan dengan kegiatan ini bagaimana menghidupkan kembali kultur budaya dan jati diri bangsa serta kedekatan untuk menumbuhkan kebersamaan. Jika ini semua sudah dimantapkan kembali yakin pergolakan tidak terjadi karena ada kepekaan dari pranata perangkat daerah terhadap perkembangan situasi wilayah. Jika sudah begitu tentu jika ada penyimpangan dapat dengan mudah di deteksi oleh Pemerintah Daerah karena sudah ada informasi awal dari Rt/RW nya,” jelasnya.
Ia mengingatkan perangkat RT/RW baru bergerak jika situasi sudah tidak aman. Batam sebagai primadona harus menjadi kota yang aman dan nyaman. Kekompakan harus dijaga dan menjadikan kerawanan bukan sebagai hambatan melainkan menjadi tantangan.
“Nuansa kearifan lokal terus dihidupkan dipelihara. kedekatan dengan pranata mulai dari RT/RW harus dijaga jangan kedekatan terjadi karena kepentingan melainkan kedekatan dibangun karena ada tanggungjawab bersama,” kata Gabriel
Media center Kota Batam
Discussion about this post