UtusanIndo.com,(Padang) – Jika ada orang yang menganggap Real Madrid vs Liverpool bukan final Liga Champions 2018 yang ideal, maka orang itu belum pernah melihat pertandingan Liga Champions musim ini.
Mungkin sebagian pencinta sepak bola menginginkan Madrid bukan melawan Liverpool di final Liga Champions 2018. Keinginan itu wajar karena The Reds bukan tim kandidat utama untuk melangkah ke final Liga Champions musim ini.
Dalam perjalanannya Liverpool menunjukkan kenapa mereka pantas bermain di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Sabtu (26/5), melawan Madrid di babak final. Tidak dimungkiri lagi Liverpool merupakan tim terbaik di Liga Champions musim ini.
Liverpool unggul di tiga statistik penting, yakni jumlah gol terbanyak, assist, dan clean sheet. Liverpool merupakan tim paling subur hingga ke final Liga Champions 2018 dengan 40 gol, unggul sepuluh gol atas Madrid di posisi kedua.
Liverpool juga menjadi tim yang paling banyak menciptakan assist musim ini dengan 34 kali, unggul jauh atas Bayern Munchen dengan 21 kali. Untuk urusan tidak kebobolan, Liverpool juga nomor satu.
Dari 12 pertandingan yang dijalani Liverpool hingga sampai ke babak final, 50 persen di antaranya The Reds tidak kebobolan. Sementara Real Madrid baru tiga kali melakukan clean sheet musim ini.
Dari sisi serangan Liverpool jelas lebih baik daripada Madrid. Trio Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane tidak mampu diimbangi lini depan El Real yang musim ini hanya mengandalkan Cristiano Ronaldo. Nama besar seperti Karim Benzema dan Gareth Bale tampil tidak konsisten musim ini.
Lini depan Liverpool sudah teruji dalam mencetak gol. Dengan pertahanan Madrid yang tidak sepenuhnya kuat, Salah, Firmino dan Mane diprediksi bisa mencetak gol ke gawang Keylor Navas. Kini tinggal Juergen Klopp memastikan lini tengah dan belakang Liverpool bermain tanpa celah.
Dalam perjalanan ke final lini tengah dan belakang Liverpool tidak pernah menghadapi lawan yang benar-benar memiliki lini depan yang eksplosif seperti Madrid. Sebaliknya, Madrid harus melalui tiga batu sandungan besar dengan menyingkirkan Paris Saint-Germain, Juventus, dan Bayern Munchen dalam langkah ke final.
Percuma saja Liverpool hanya mengandalkan lini depan untuk memenangi final Liga Champions 2018 tanpa diimbangi permainan lini tengah dan belakang yang solid. Di situlah perbedaan yang mencolok antara Liverpool dan Madrid.
Liverpool tidak punya pemain pelapis yang bisa mengubah jalannya pertandingan. Jadi kalau Jordan Henderson, James Milner, dan Georginio Wijnaldum bermain buruk di tengah, atau Virgil van Dijk dan Dejan Lovren tampil buruk di belakang, maka Liverpool bisa kalah telak di final.
Sebaliknya Madrid punya Gareth Bale, Marco Asensio, dan Isco di bangku cadangan jika kesulitan membongkar pertahanan Liverpool. Dan berkat pengalaman yang lebih baik di Liga Champions, Madrid selalu punya cara untuk meraih kemenangan.
Liverpool harus bermain solid dan tanpa celah sepanjang 90 menit untuk bisa mengalahkan Madrid. Pasalnya, Madrid adalah tim yang hanya butuh lima menit untuk membalikkan keadaan. Mereka bisa mencetak gol kapanpun dan lewat cara apapun.
Secara keseluruhan final Liga Champions 2018 antara Real Madrid vs Liverpool terbilang berimbang dan sulit diprediksi. Satu yang pasti final Liga Champions 2018 dipastikan akan berlangsung seru karena mempertemukan dua tim yang sama-sama mencintai sepak bola menyerang. (/yulia/jun)
Discussion about this post