UtusanIndo.com,(TanahDatar) – Bukan hanya demi melestarikan tapi juga untuk memacu inovasi baru dalam produk kriya tenun songket khas Lintau. Di Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo Utara, Sumatera Barat (Sumbar), memiliki Sekolah Pelatihan Tenun Kriya Minang dan berbagai infrastrukturnya.
“Inovasi baru dari aspek desain, bahan baku, serta skala produksi tak saja menjaga kelestarian produk khas negeri kita, tapi juga mampu menjadi penggerak perekonomian setempat, melalui produk kriya bernilai tambah,” kata Saleh Husin, Managing Director Sinar Mas
Saleh menyampaikan keterangan tersebut saat mendampingi Mufidah Jusuf Kalla meresmikan fasilitas pendidikan berbasis komunitas tersebut yang dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Menurutnya, dukungan terhadap pelestarian dan pengembangan produk kriya yang dilakukan Sinar Mas bersama Dewan Kerajinan Nasional (DKN) ini, selain menjangkau aspek pelestarian budaya dan tradisi nusantara, juga turut mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat dan wilayah setempat.
Menempati sebagian dari lahan seluas 11.710 meter persegi, sentra tenun yang terdiri atas gedung produksi dan rusunawa ini memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Pada tahun 2016 lalu, juta telah diinisiasi Rumah Kreatif Asuransi Sinar Mas sebagai wadah pendidikan alternatif dan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut) di antaranya mengembangkan tenun ikat khas menggunakan bahan pewarna organik yang limbahnya dapat didaur ulang.
“Pendekatan di Sumut membuat para perajin setempat mendapatkan nilai tambah dari produk yang selama ini mereka hasilkan, yakni tekstil tradisional yang ramah lingkungan. Tak tertutup kemungkinan para perajin di sana nantinya akan saling berbagi pengetahuan dengan rekannya di Tanah Datar,” kata Saleh.(bos/relis)
Discussion about this post