UtusanIndo.com,(Padang) – Anggota DPRD Sumbar yang juga Ketua Komisi Satu, didampingi Sekwan DPRD Sumbar dan Kasubag Humas menyambut aksi damai yang digelar Kesatuan Niaga Celluler Indonesia (KNCI) Sumatera Barat untuk menuntut dan menolak putusan 1 NIK untuk 3 SIM card, yang dikeluarkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pos dan Penyelenggaraan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo.
“Kita akan segera menyampaikan tuntutan pada pusat, Karena aksi damai ini merupakan penyampaian aspirasi yang mesti ditindaklanjuti”, Ujar Afrizal, di halaman DPRD Sumbar, Senin, (2/3/2018).
Menurutnya, Aksi sudah upaya yang demokratis dan dalam koridor yang benar, Karena negara Indonesa merupakan negara hukum.
“Aksi ini sudah tepat, di sini memang tempat menyampaikan aspirasi. Saya akan sampaikan,” ungkapnya dan langsung menandatangani surat tuntutan tersebut.
Tampak aksi damai ini diawali dengan menggelar longmarch dari GOR H Agus Salim ke Kantor DPRD Sumbar.
Lebih kurang ratusan pengunjuk rasa membawa berbagai spanduk yang betuliskan kecaman dan protes terhadap putusan 1 NIK untuk 3 SIM card.
Sementara itu, Ketua DPD Kesatuan Niaga Celluler Indonesia (KNCI), Alkadri, mengatakan aksi ini digelar karena Kementerian Kominfo melalui Dirjen PPI telah mengingkari janji ataupun putusan yang dibuat pada 7 November 2017 lalu.
Menurutnya,putusan yang disampaikan di hadapan stakeholder telekomunikasi itu, telah menyetujui tidak membatasi pelaporan registrasi SIM card untuk satu NIK.
“Awalnya mereka menyetujui tidak ada pembatasan, tapi 6 bulan sesudah itu, hal itu diulur-ulur, mereka bohong,” ungkap Alkadri.
Para pengusaha konter turun drastis hingga 50 persen. Selain itu ribuan kartu perdana yang ada di toko-toko telah terblokir.
“Sementara resiko memakai NIK orang lain, justru akan mendapatkan hukuman yang berat. Kami berharap, tuntutan kami ini agar disampaikan oleh wakil kami di DPRD,” Ujarnya.
Alkadri mengatakan, ada sekitar 5.000 niaga seluler yang resmi dan tercatat. “Itu belum yang tidak tercatat dan yang menjual pakai etalase,” ujarnya menakhiri orasi(bosn)
Discussion about this post