UTUSANINDO.COM,(PADANG) - Terobosan baru dalam dunia kesehatan berhasil ditelurkan para limuan dari Inggris dan Amerika Serikat. Para ilmuwan -untuk pertama kalinya- berhasil menumbuhkan sel telur manusia di laboratorium sejak tahap awal jaringan ovarium hingga mencapai kematangan penuh.
Selama ini, langkah ilmiah itu hanyalah dilakukan pada tikus. Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan mengembangkan telur tikus di laboratorium ke tahap menghasilkan keturunan hidup, sedangkan untuk menumbuhkan telur manusia dari tahap perkembangan relatif lambat.
Hasil terbaru itu diterbitkan dalam jurnal Molecular Human Reproduction pada pekan lalu, para ilmuwan dari Inggris dan Amerika Serikat mengatakan suatu hari nanti dapat membantu mengembangkan terapi obat regeneratif dan perawatan infertilitas baru.
Disebutkan, untuk studi itu para peneliti dari University of Edinburgh, Inggris, mengambil jaringan sel telur 10 orang yang berusia akhir 20 hingga 30-an. Dengan menggunakan berbagai macam nutrien, berhasil mematangkan sel telur dan bisa dibuahi. Total 48 sel telur bisa mencapai tahap final dan sembilan mencapai kematangan.
Karya terbaru ini, oleh para ilmuwan di dua rumah sakit penelitian di Edinburgh and the Center for Human Reproduction di New York, adalah telur manusia pertama kali dikembangkan di luar tubuh manusia dari tahap awal sampai kematangan penuh.
“Mampu mengembangkan telur manusia secara penuh di laboratorium bisa memperluas cakupan perawatan kesuburan. Kami sekarang sedang berupaya mengoptimalkan kondisi yang mendukung perkembangan telur dengan cara ini dan mempelajari seberapa sehatnya mereka,” kata Evelyn Telfer, pemimpin tim kerja ini, sebagaimana dikutip AFP.
Temuan ilmiah ini memang mendapat pujian dari pakar independen yang tidak terlibat langsung dalam penelitian, namun ia mengingatkan masih banyak yang harus dilakukan sebelum telur manusia yang matang dapat dibuat dibuahi sperma.
“Perlu dipastikan apakah teknik tersebut aman dan optimal sebelum kita memastikan telur-telur ini tetap normal selama proses berlangsung, dan dapat dibuahi untuk membentuk embrio sehingga bayi sehat,” kata Ali Abbara, seorang dosen klinis senior di Endocrinology di Imperial College London.
Kendati demikian, seorang profesor genetika di Kent University di Inggris, Darren Griffin, tetap memuji karya dunia kesehatan yang terbaru itu. “Pencapaian teknis yang mengesankan,” katanya.
Jika tingkat keberhasilan dan keamanan membaik, katanya, pada masa depan akan membantu pasien kanker yang ingin mempertahankan kesuburan mereka saat menjalani kemoterapi. “Memperbaiki perawatan kesuburan, dan memperdalam pemahaman ilmiah tentang biologi tahap awal kehidupan manusia,” katanya.
Kepada The Guardian, Evelyn Teller menjelaskan bahwa Saat ini anak-anak yang belum mencapai masa puber namun memiliki risiko kemandulan, misalnya karena menjalani radioterapi dan kemoterapi, bisa diambil jaringan indung telurnya untuk disimpan. “Ketika mereka memutuskan untuk memiliki anak, maka sel telur itu bisa dibuahi.”
Sumber: AFP, The Guardian
Discussion about this post