UTUSANINDO.COM,(PADANG) – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan target pertumbuhan kredit yang dicanangkan perbankan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini akan sulit tercapai. Hal itu terjadi lantaran langkah konsolidasi yang dilakukan perbankan nasional sehubungan dengan risiko kredit.
“Perbankan banyak melakukan hapus buku terhadap kredit bermasalah, terutama untuk segmen kredit berbasis komoditas beserta turunannya,” katanya di Jakarta Kamis (21/12/2017).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku pesimis terhadap pencapaian target penyaluran kredit perbankan hingga akhir tahun ini. Apalagi jika melihat pertumbuhan kredit perbankan di November 2017 yang baru mencapai 7,47%, padahal proyeksi pertumbuhan kredit perbankan dipatok diangka 11,86%.
Pesimisme OJK sebenarnya sudah tergambar dari proyeksi kredit perbankan yang ditetapkan OJK sendiri, yakni berada di rentang 7% hingga 9%. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) yang memprediksi pertumbuhan kredit perbankan di angka 8% hingga 10%.
Meskipun begitu, lanjut Wimboh, lembaga perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya menunjukkan pertumbuhan. Hal itu terefleksi dalam peningkatan nilai kredit di akhir November 2017 yang sebesar 7,47%, menjadi Rp4.605 triliun. (wartek)
Discussion about this post