UTUSANINDO,COM,(PADANG) – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit Datuk Palintang Panai, menyerahkan 20.000 ekor bibit lele dan 20 calon indukan ikan lele kepada Kelompok Usaha Peternak lele di kecamatan Lubuk Bagaluang,Kota Padang,Selasa, (19/12/2017).
“Semoga bantuan bibit ikan lele ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta diharapkan ke depannya semangkin terus berkembang dan maju,” Ujar Wagub Nasrul Abit
Menurut,Nasrul Abit, Seluruh Kecamatan di Kota Padang agar supaya juga mengembangkan budidaya ikan lele, Karena kebutuhan ikan lele dari Provinsi Sumbar sangat banyak, bisa 33 ton dalam satu hari, Sedangkan Sumbar hanya dapat memasok 30 persen dari angka tersebut. Sedangkan ikan lele untuk kebutuhan masyarakat di Provinsi Sumatera Barat saat ini masih dipasok dari Palembang dan Riau.
”Kita sangat mengharapkan kepada masyarakat yang berada dipinggi pantai, Karena suami banyak pergi kelaut untuk menjadi nelayan, Sedangkan istrinya bisa melakukan kegiatan beternak lelel dirumah”, harap mantan Bupati Pesisir Selatan dua periode ini.
Dijelaskan, Nasrul, teknologi usaha ternak lele saat ini dilihat secara ekonomis, usaha budidaya lele sangat menguntungan serta tidak membutuhkan perawatan yang tidak terlalu rumit. Sedangkan untuk kebutuhan komponen biaya produksi terbesar yaitu berkisar 80 – 85 persen dari total biaya produksi.
“Teknologi Bioflok yang mampu mengolah limbah untuk meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pakan merupakan jalan keluar dalam menciptakan budidaya ikan yang ramah lingkungan, berkelanjutan efesien dalam penggunaan air maupun pakan”, Ujar Nasrul Abit
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri mengatakan, untuk budidaya ikan lele di Sumbar sudah mulai berkembang,Karena pemerintah Provinsi Sumbar terus memberikan semangat serta sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat.
“Kita akan terus mendorong ini, salah satu upaya pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mewujudkan masyarakat keluar dari garis kemiskinan”, Ujarnya.
Sementara itu Camat Lubuk Bagaluang Rosail Akhyari, mengatakan, pihaknya saat ini telah menggunakan teknologi Bioflok tersebut, Karena selain dapat meminimalisir limbah buangan budidaya sesuai persyaratan CBIB serta menjamin mutu dan keamanan hasil.
“Teknologi bioflog pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas mokroorganisme( seperti bakteri), Artinya sangat tepat digunakan dikecatan kita ini”, Ujar Rosail
Ditambahkannya, Keuntungan penerapan teknologi bioflok, sedikit pergantian air, tidak tergantung sinar matahari, padat tebar lebih tinggi, efesien pakan, efesian dalam pemanfaatan lahan, membuang limbah lebih sedikit, ramah lingkungan.( bosn)
Discussion about this post