UTUSANINDO.COM,(PADANG) – Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, jika Nagari Elok Sejahtera (NES) merupakan sebuah konsep perpaduan antara berbagai pemangku kepentingan untuk mengarahkan pada satu tujuan dalam mensejahterakan petani hingga peternak.
“Konsep kawasan tetap mengenai pencapaian sasaran untuk mensejahterakan masyarakat, dan sebetulnya pendekatan itu sudah lama dilakukan dengan program GPP yang fokus pada nagari-nagari,” kata Irwan Payitno saat memberikan sambutan pada puncak kegiatan gerakan NES ke-2 di GOR Padang Baru, Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
Namun, menurut Gubernur, sekarang dibuka konsep itu dengan mengajak perbankan, asuransi dan tentu pengusaha lainnya, yang sama dengan pendekatan kawasan untuk mencapai kesejahteraan pada masyarakat.
“Saya meminta kalau bisa jangan lama-lama dimunculkan nomor urut NES selanjutnya, kalau perlu sampaikan pada bupati atau walikota untuk ikut dalam program tersebut. Yang mau kita dampingi, bagi yang tidak kita biarkan saja,” jelas Gubernur.
Ditambahkan Gubernur, penguatan pembangunan nagari fokus pada sektor yang strategis, tapi harus difokuskan pada kampung yang membutuhkan. “Mari kita perkuat pembangunan nagari. Dilihat saat ini, setidaknya ada dua institusi yg diapresiasi, yaitu OJK dan Bank Indonesia, ternyata keduanya tidak diam duduk dikursi dan pada ruangan ber AC, tapi mereka turun kelapangan seperti saat ini,” harap Gubernur.
Dengan demikian, Gubernur mengharapkan, NES harus mampu mensejahterakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat, bagi yang bertanggungjawab dengan hal tersebut.
“Tindak lanjuti, kerjakan, saya bakal meminta laporannya nanti, dan bagaimana persentae peningkatan pendapatan, agar bisa terukur seberapa besar peningkatan pendapatan masyarakat dengan NES,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Gubernur, Sumatera Barat akan bersungguh-sungguh untuk mengekspor rendang yang saat ini sudah ternama diseluruh dunia. Hal itu salah satunya dilakukan dengan kerjasama MOU dengan Badan Tenaga Nasional (BATAN) yang memiliki alat baru dan diresmikan Wakil Presiden pada 15 Novemer 2017 untuk mengawetkan pangan termasuk rendang yang bisa tahan hingga 18 bulan.
“Kita siapkan produksinya dengan UMKM untuk dikirim ke luar negeri, bahkan sudah banyak importir yang siap menampung, kalau ini terjadi kesejahteraan mayarakat akan tinggi,” katanya.
Sementara, Direktur Utama Bank Nagari Sumbar, Dedy Ihsan mengatakan, gerakan NES tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), MBS-EC, Pemprov Sumbar dan Agam, sampai saat ini dana yang sudah dikucurkan mencapai Rp 315 miliar untuk ternak sapi dengan jumlah 3.867 ekor sapi.
“Ini sebagai wujdukan kami dalam mewujdukan SK Gubernur untuk meningkatkan ketersediaan sapi, dan daging potong di Sumbar, dan sampai saat ini, ketersediaan daging sudah mencukupi kebutuhan,” kata Dedy.
Dedy menyebutkan, jika kelebihan produksi, pihaknya bakal mencarikan pemasarannya. Seperti diketahui, sudah banyak sapi yang mulai besar, dan ini mudah-mudahan terus berkembang.
“Dalam rangkaian NES ke 2 di Lubuk Basung ini, kami juga memeberikan edukasi dan sosialisasi mulai dari budidaya ternak, asuransi, bagaimana beternak sapi yang menguntungkan, mudahan semua itu bisa menjadi tambah wawasan pada peternak dalam meningkatkan produksi sapinya,” jelas Dedy.
Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan sejumlah bantuan CSR dalam bentuk saprodi peternakan, dana pendidikan untuk anak peternak dan petani, dan hal-hal terkait lainnya.
“Kita juga membuat MOU dengan BAZ, mudah-mudahan zakat pegawai bank nagari bisa disalurkan pada mustahik dengan baik, terutama untuk peningkatan produksi sapi,” pungkas Dedy.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, pada kesempatan itu, mengatakan kegiatan peluncuran program NES di Agam ini merupakan yang kedua dan selanjutnya akan dilaksanakan di Alahan Panjang Kabupaten Solok, serta kabupaten/kota lainnya.
“Dengan demikian, ini akan menggabungkan potensi stekeholter yang ada untuk satu tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat khususnya petani,” paparnya. (rel/bosn)
Discussion about this post