UTUSANINDO.COM(JAKARTA) – Pengakuan AS ini sangat kontroversial karena dianggap menutup pintu perdamaian antara Israel dan Palestina, dua negara yang berseteru dan memperebutkan Yerusalem sebagai ibu kota.
Perebutan kota suci bagi umat Muslim dan Kristen itu sudah dimulai sejak lama. Israel akhirnya berhasil merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967 silam.
Mereka kemudian mencaplok daerah tersebut, tapi tak diakui oleh masyarakat internasional. Untuk menegaskan penolakan tersebut, tak ada negara asing yang mendirikan kantor perwakilannya untuk Israel di Yerusalem.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki sedang mencari celah di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membatalkan keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Kami akan mencoba pembatalan atas keputusan tak adil ini pertama di Dewan Keamanan PBB. Jika diveto, kami bawa ke Majelis Umum,” ujar Erdogan, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (15/12)
Kemungkinan upaya ini terjegal sangat besar karena AS merupakan anggota tetap DK PBB, pihak yang memiliki hak veto.
Selain AS, ada empat negara anggota tetap DK PBB, yaitu Inggris, Perancis, Rusia, dan China. Keempat negara tersebut sudah menyatakan penolakan mereka terhadap keputusan Trump.
Trump pun dikecam oleh dunia, termasuk Indonesia. Besok, Minggu (17/12), aksi bela Palestina juga akan digelar di lapangan Monas, Jakarta. (has)
Discussion about this post