UTUSANINDO.COM(JAKARTA) – Pembangunan Infrastruktur yang gencar dilaksanakan Pemerintah saat ini harus didukung dengan ketersediaan rantai pasok sumber daya konstruksi, yang salah satunya adalah material dan peralatan konstruksi. Tidak hanya itu, SDM yang akan menjadi operator alat berat tersebut pun harus dipersiapkan dengan baik.
“Semakin banyaknya inovasi teknologi alat berat yang ada saat ini harus bisa di imbangi juga sisi dari SDM yang berkompetensi dan terlatih, semua itu dilakukan atas tuntutan percepatan infrastruktur” demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin pada saat membuka acara Seminar Teknologi Otomasi Alat Berat Untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Kamis (23/11) di Jakarta.
Efisiensi waktu dan anggaran juga menjadi hal penting harus diperhatikan, tanpa meninggalkan kualitas pekerjaan. Dalam hal inilah inovasi teknologi terutama di bidang peralatan konstruksi bisa menjadi jawaban, karena dapat memangkas waktu pengerjaan menjadi semakin cepat, yang kemudian mampu memangkas anggaran menjadi semakin rendah. Hal tersebut juga sejalan dengan 5 inovasi utama Bapak Menteri PUPR dalam akselerasi pembangunan guna meningkatkan daya saing Indonesia, yaitu : kerangka hukum dan perundangan yang kondusif, inovasi pembiayaan dan pendanaan pembangunan infrastruktur, kepemimpinan yang kuat, koordinasi antar lembaga yang solid, dan juga penerapan hasil penelitian dan teknologi terbaru.
Setelah memberikan arahan dan membuka acara tersebut, Dirjen Bina Konstruksi kemudian menyaksikan demonstrasi dari teknologi alat yang diperkenalkan oleh perusahaan Topcon bertempat di lapangan pelatihan Balai Material Peralatan Konstruksi Wilayah III Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Topcon mendemostrasikan alat 3D Mapping yang dipergunakan pada alat berat Dozer. Salah satu inovasi teknologi yang diperlihatkan 3D-Mc2, Kelebihan dari alat tersebut dapat meningkatkan efesiensi dozer dalam mengurangi kebutuhan tambahan grader. Alat tersebut dapat lebih cepat, mengurangi waktu kerja, menghemat bahan bakar.
Dalam tinjauan lapangan tersebut Dirjen Bina Konstruksi mengharapkan semua teknologi ini dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan dalam proses pengerjaan sebuah pembangunan konstruksi, dengan memperbanyak kerjasama dengan stakeholder, Politeknik, untuk mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas demi Pembangunan Indonesia yang berdaya saing.
Pada penutup sambutan, Dirjen Bina Konstruksi mengingatkan untuk tidak membatasi kehadiran para investasi asing maupun lokal tekait pembangunan infrastruktur. “Perbanyak kerjasama jangan sampai kita blunder yang tujuannya untuk mempercepat tapi malah melambat, untuk itu buka dan permudah regulasinya tentunya ini dapat mengatasi adanya gap anggaran untuk membangun infrastruktur dengan cepat” ujar Syarif.
Turut hadir dalam acara tersebut untuk mendampingi Direktur Jenderal Bina Konstruksi yakni Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Dudi Suryo Bintoro, Direktur Kelemabagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Bastian Sodunggaron, ; Kepala Balai Material dan Peralatan Konstruksi Tolhas Sidabutar.(har/tw)
Discussion about this post