UTUSANINDO.COM,(PADANG)- Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) akan menerapkan konsep masyarakat tangguh bencana (Mastaben) di Kota Padang sebagai bentuk tindaklanjut dari MOU (kerjasama) antara LIPI dan Pemko Padang dalam mengantisipasi risiko bencana.
Dengan konsep tersebut, akan terbentuk sistem pengurangan risiko bencana yang efektif, komprehensif, koordinatif dan akuntabilitas, terbangunnya budaya masyarakat tangguh bencana. Terbentuknya sistem dan budaya pengurangan risiko bencana sekolah, dan mahasiswa sebagai agen pengurangan risiko bencana yang mampu membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
Hal itu dikatakan Peneliti Utama LIPI Herryal Z. Anwar, saat berkoordinasi dengan Wali Kota Padang Mahyeldi terkait tindaklanjut MOU antara LIPI dengan Pemko Padang dalam hal antisipasi resiko bencana di Ruang Kerja Wali Kota Padang, Kamis (6/4/2017).
Lebih lanjut dijelaskan, implementasi konsep masyarakat tangguh bencana di Kota Padang, akan diuraikan dalam beberapa kegiatan, diantaranya Workshop penguatan ketangguhan institusi Pemko Padang terkait pengembangan konsep integrasi teknologi informasi dalam pengurangan resiko bencana.
Dan juga, Semi Loka penguatan ketangguhan masyarakat di Kelurahan Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah, penguatan ketangguhan siswa, mahasiswa, serta riset mengenai peningkatan ketangguhan bangunan shelter di Kota Padang bekerjasama dengan Fakultas Teknik Sipil Unand.
“Konsep Mastaben sudah dikembangkan oleh LIPI dengan mengintegrasikan modal sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sebagai dimensi internal. Dengan dimensi eksternal yang terdiri dari sistem tata kelola risiko bencana dan tata ruang berbasis bencana, yang akan menjadi basis implementasi penguatan ketangguhan masyarakat yang akan dilakukan di Kota Padang,” ujar Herryal.
Menyikapi penjelasan tersebut, Wali Kota Padang Mahyeldi menyambut baik konsep masyarakat tangguh bencana yang digagas LIPI dalam mengantisipasi resiko bencana di Kota Padang. “MOU dengan LIPI sangat kita butuhkan untuk memperkuat program-program mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang telah kita laksanakan selama ini,” tutur Mahyeldi.
“Disamping itu, kita juga menjalin kerjasama dengan BNPB, Kementerian Pendidikan, ASEAN Humanitarian Assistance (AHA), serta Indian Ocean Government Local Forum (IOLGF) dalam bidang kebencanaan,” tambahnya lagi.
Dikatakan Mahyeldi, dengan terjalinnya kerjasama yang baik dengan pelbagai pihak tentang kebencanaan, akan terwujud Kota Padang sebagai Kota Cerdas Bencana, yang akan menjadi pusat riset dan kajian mitigasi bencana, baik untuk ruang lingkup Indonesia maupun dunia.
“Karena kita berada di daerah rawan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana menjadi prioritas kita dalam mengantisipasi risiko bencana,” tutur Mahyeldi.
Pada pertemuan tersebut, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI juga menghadirkan Peneliti Muda Yunarto, Peneliti Pertama Afnidar Fakhrurrozi, Aggun Mayang Sari. Sedangkan dari Pemko Padang turut diikuti Asisten III Kota Padang Corri Saidan, Kepala BPBD Kota Padang Edi Hasymi, perwakilan Bapeda dan Dinas Pendidikan Kota Padang. (hms/bon)
Discussion about this post