UTUSANINDO.COM,(PALESTINA)- Petugas keamanan Palestina, mengatakan, pemerintah tahu bahwa para pekerja ini tidak punya pilihan lain selain bekerja di pemukiman untuk mendukung keluarga mereka. Ditambahkan, para petugas masih menginterogasi keempat laki-laki yang menghadiri perayaan Yahudi itu, untuk mengetahui apakah mereka telah melanggar undang-undang.
Banyak Warga Palestina Bekerja di Pemukiman Yahudi. Meskipun Palestina menilai pemukiman di daerah-daerah itu sebagai hal yang tidak sah, ribuan pekerja Palestina di Tepi Barat yang ekonominya tertekan akhirnya bekerja sebagai buruh kasar di komunitas-komunitas Israel.
Pejabat-pejabat Palestina mengatakan empat warga Palestina ditangkap karena menghadiri perayaan Yahudi di pemukiman Tepi Barat.
Seorang pejabat keamanan senior Palestina hari Minggu (23/10) mengatakan “warga Palestina mana pun yang bekerjasama dengan para pemukim itu dinilai sebagai pelanggaran undang-undang dan bekerjasama dengan musuh”. Ia tidak menyebut identitas karena tidak diijinkan membahas hal ini.
Warga Palestina dan masyarakat internasional menentang pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, daerah-daerah yang diduduki Israel pasca perang Timur Tengah tahun 1967. Palestina ingin agar kedua daerah itu merupakan bagian dari negara mereka yang merdeka kelak, posisi yang didukung masyarakat internasional. Dengan hampir 600 ribu warga Israel yang tinggal di daerah-daerah diduduki Israel itu, Palestina mengatakan tujuan mereka mendirikan negara merdeka lenyap dengan cepat.
4 Warga Palestina Diundang Hadiri Perayaan Sukkot
Keempat warga Palestina itu ditangkap hari Kamis (20/10) setelah menghadiri perayaan Sukkot di Efrat, pemukiman di luar Yerusalem. Dalam perayaan itu, warga Yahudi yang menjadi tuan rumah mengundang tamu untuk makan di dalam bangunan seperti tenda, yang merupakan simbol tempat tinggal yang digunakan orang Yahudi kuno ketika berada di padang pasir selama 40 tahun setelah dibebaskan dari perbudakan di Mesir.
Walikota Efrat Serukan Pembebasan Tamu Undangannya
Walikota Efrat Oded Revivi yang menjadi tuan rumah acara itu menyerukan kepada Otorita Palestina untuk membebaskan keempat warga Palestina yang menjadi tamunya. “Suatu hal yang tidak masuk akal jika minum kopi dengan Yahudi dinilai sebagai kejahatan oleh Otorita Palestina”, ujar Revivi. Ditambahkannya, “inisiatif untuk semakin mempererat kerjasama dan perdamaian antara warga ini seharusnya didorong, bukan dibungkam. Ini saatnya bagi Otorita Palestina untuk bertanya pada diri mereka sendiri apakah akan tetap mengipas api konflik dibanding bekerjasama antar warga”. Sumber: [Voa/em/al]
Discussion about this post