UTUSANINDO.COM – Pada masa Romawi kuno, wabah kepala licin di antara kalangan militer dipandang disebabkan oleh helm logam berat yang dipakai para tentara. Teori sesudahnya, mengaitkan dengan “kekeringan otak” yang dipandang dapat menarik kepala dari rambut dengan membuat otak mengerut, polusi udara atau salah potong rambut.
Di tahun 1897, terjadi gelombang kepanikan di dunia ketika seorang ahli kulit Perancis mengumumkan temuan penyebab kebotakan: sebuah mikroba. Tukang potong rambut dan jurnal kedokteran segera beraksi, mengumumkan bahwa sisir harus direbus secara teratur dan anggota keluarga yang botak sama sekali tidak boleh menggunakan sisir yang lainnya.
Sekarang kita mengetahui kebotakan disebabkan rusaknya produk testosteron, dihydrotestosterone (DHT). Di janin, hormon ini berperan penting dalam perkembangan alat kelamin pria. Pada pria dewasa, hal ini menyebabkan akar rambut mengerut. DHT membuat rambut “terminal” pada kepala laki-laki berubah menjadi rambut “vellus” yang pendek dan halus mirip kepala bayi.
Dan karena ini produk testosteron, Anda kemungkinan berpikir semakin banyak testosteron sama degan semakin banyak DHT, yang berarti semakin banyak rambut rusak. Pada kenyataannya, Anda hanya memerlukan sedikit kebotakan pada mulanya. Yang membedakan orang botak adalah kepekaan akar rambut, yang merupakan warisan ibu mereka.
Kenyataan bahwa ini faktor keturunan adalah hal yang penting. Begitu mencapai ulang tahun ke-30, jauh sebelum berakhirnya masa subur, 25-30% pria kehilangan rambut. Bukan hanya itu. Hal ini terjadi di seluruh dunia, pada semua kelompok suku. Jika menjadi botak suatu yang buruk, hal ini akan berhenti. Kenyataan bahwa ini suatu hal yang umum kemungkinan mengisyaratkan kegunaannya, tetapi bagaimana? Dan jika memang begitu, mengapa hanya terjadi pada pria?
“Pada umumnya di alam ketika pria memiliki sesuatu yang tidak dipunyai perempuan bukan berarti sifat ini suatu isyarat,” kata Frank Muscarella, psikolog Universitas Barry. Pada tahun 1990-an, hal ini membuatnya berpikir.
Sebagian besar bentuk “dimorfik seksual” ini juga memiliki kemiripan. “Biasanya dikaitkan dengan kedominanan dan kemungkinan reproduktif lebih besar,” kata Muscarella. Dengan kata lain, kebotakan dapat dibandingkan dengan ekor warna-warni burung merak jantan. Hal ini berevolusi karena menarik perhatian perempuan.
Kajian sebelumnya memperlihatkan perempuan tidak memandang pria botak seksi, tetapi ini kemungkinan karena pria botak cendering tua dan perempuan tidak tertarik terhadap usia tua.
“Kita mengetahui perempuan tertarik pada pria dengan status sosial yang lebih tinggi, sehingga meskipun secara fisik tidak menarik kemungkinan (kebotakan) terkait dengan daya tarik nonbadaniah,” kata Muscarella.
Sebelum Anda bertanya, Muscarella tidak memiliki kepentingan pribadi dalam teori ini. “Saya tidak botak. Rambut saya cukup bagus,” katanya.
Pada tahun 2004, dia memutuskan untuk menyelidiki mewakili kelompok yang tidak beruntung ini. Untuk menghilangkan faktor yang mengganggu hasil, Muscarella mengetahui dia perlu merekayasa sejumlah pria botak. Tetapi dia mengetahui dia tidak bisa hanya memfoto sejumlah pria dan kemudian mengedit rambut mereka.
Terkait dengan semua histeria kebotakan, kita memiliki catatan panjang tentang ketidakbenarannya. Aristotle berpikir ini disebabkan seks.
BBC
Discussion about this post