UTUSANINDO.COM,- dr. Reza Fahlevi mengatakan penelitian berhasil membuktikan bahwa bagi pengidap penyakit jantung bawaan, olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan manfaat yang besar dan aman.
Namun tetap dibutuhkan perhatian ekstra atas persiapan dan pemilihan jenis olahraga bagi pengidap penyakit ini, demi menghindari munculnya hal–hal yang tidak diinginkan. Persiapan Penderita penyakit jantung bawaan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait program dan porsi olahraga yang tepat.
Pada umumnya, pembatasan aktivitas tidak akan disarankan oleh dokter jika Anda hanya memiliki kelainan jantung bawaan ringan, atau telah melakukan operasi.Namun, jika Anda mengalami kelainan jantung bawaan yang berat, dokter akan melakukan pembatasan dan pemantauan khusus untuk kegiatan olahraga Anda.
Jenis olahraga yang tepat Olahraga yang paling tepat untuk dilakukan oleh pengidap jantung bawaan adalah aktivitas aerobik. Contoh olahraga yang bersifat aerobik adalah berjalan, berenang, bersepeda, jogging, hiking, naik turun tangga, serta beberapa jenis olahraga tim seperti bulu tangkis, tenis, bola basket, dan bola voli.
Pilihlah jenis olahraga sesuai saran dokter serta minat Anda. Jenis olahraga yang perlu dihindari Hindari olahraga yang dapat memicu peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba seperti angkat besi, push-up, sit-up, dan squat-jump.
Bagi penderita yang telah menjalani operasi, olahraga tersebut dapat berisiko menyebabkan kerusakan jaringan pada bekas operasi jantung. Selain olahraga tersebut, hindari pula olahraga dengan intensitas yang terlalu berat seperti lari maraton, lari cepat serta olahraga yang berpotensi menyebabkan cedera seperti sepak bola, tinju, dan hoki. Intensitas dan frekuensi olahraga Intensitas sedang dalam berolahraga sangat dianjurkan bagi pengidap kelainan jantung bawaan.
Peningkatan intensitas olahraga sebaiknya dilakukan secara bertahap, dari ringan hingga mencapai sedang. Untuk mudahnya, patokan intensitas sedang dalam berolahraga adalah saat di mana nafas Anda menjadi cepat, disertai dengan frekuensi detak jantung yang lebih tinggi.
Namun Anda masih mampu untuk berbincang dengan orang lain tanpa terbata-bata. Frekuensi olahraga sebanyak 5 – 6 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit, merupakan target yang dapat anda capai dengan proses latihan secara bertahap.Sesuaikan juga intensitas dan frekuensi olahraga dengan kesanggupan Anda dan saran dari dokter. Segera berhenti jika jantung berdetak terlalu kencang, Anda merasa pusing, pandangan kabur, sesak nafas, atau terasa nyeri di dada. Melalui langkah–langkah di atas, aktivitas olahraga tidak lagi menjadi sesuatu yang ‘haram’ bagi pengidap jantung bawaan.
Dengan cara yang tepat, nyatanya Anda tidak perlu khawatir lagi untuk melakukan olahraga walaupun memiliki penyakit jantung bawaan.
Discussion about this post