MAKLUMATNEWS.NET,(PESSEL)- Kepala SKPD di Pemkab Pessel diminta gesit dan jeli menangkap aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan petani dan nelayan serta hajat masyarakat banyak.
Bupati Hendrajoni Kamis (24/8) menyebutkan, petani dan nelayan tradisional tidak boleh menjerit akibat ketiadaan kebutuhan usaha, misalnya benih, pupuk, pengairan. Bila faktor-faktor produksi tersebut tidak tersedia, maka mustahil kehidupan petani dapat membaik. ”Dinas Pertanian misalnya, sudah bisa memastikan kebutuhan dan ketersediaan benih dan pupuk. Begitu halnya dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, dapat hendaknya memfasilitasi nelayan mengakses alat tangkap,” katanya.
Menurut Hendrajoni, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berupaya menekan angka kemiskinan dan pengangguran di daerah itu. ”Untuk mewujudkannya diperlukan intervensi terhadap penyebab kemiskinan tersebut,” katanya.
Disebutkan, angka kemiskinan di Pesisir Selatan sebesar 8,5 persen hingga awal tahun 2016. Pemkab Pesisir Selatan fokus untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut.
Selanjutnya Sekda Pessel Erizon menyebutkan, Pemkab terus melakukan upaya pengentasan kemiskinan.
Semenjak tahun 2010 lalu telah terjadi penurunan angka kemiskinan yang signifikan akibat sejumlah program pengentasan kemiskinan di daerah itu. Ke depan, Pessel memerlukan pemimpin yang dapat melanjutkan pengentasan kemiskinan tersebut.
Menurutnya, awal tahun 2014 lalu angka kemiskinan di Pesisir Selatan masih 9 persen dari jumlah penduduk. Kini turun menjadi 8,5 persen. Penurunan angka ini jadi salah satu penyebab daerah ini keluar sebagai daerah tertinggal dari 182 kabupaten di Indonesia. ”Program pengentasan kemiskinan telah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir dengan cara membangun prasarana dasar di setiap Nagari yang ada di Pessel. Selain itu, sejumlah sumber perekonomian masyarakat dapat berjalan dengan baik seperti pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan,” katanya.
Disebutkannya, pengentasan kemiskinan di Pessel juga diiringi dengan peningkatan lama belajar masyarakat. Kini pendidikan masyarakat Pessel telah membaik sehingga cara pikirnya juga membaik.
Menurutnya, setiap tahun terjadi penurunan angka kemiskinan sekitar 1,2 persen setahun. Tahun ini angka kemiskinan 8,5 persen sementara tahun lalu 9 persen lebih. ”Limabelas hingga sepuluh tahun silam, angka kemiskinan mencapai 42 ribu KK atau separuh penduduk Pessel berada dalam lingkaran kemiskinan. Lalu perlahan dengan mengandalkan gerakan PKK dan penyuluhan KB, angka kemiskinan itu turun dan kini hanya 8,5 persen dari 560 ribu jiwa,” katanya.
Melalui sepuluh program pokok PKK dan para kadernya, terus berupaya melakukan peningkatan kapasitas warga guna tercapainya kesejahteraan.
PKK dengan kader KB juga bersinergi mensosialisasikan pentingnya program KB. ”Berdasarkan pantauan kami, keluarga miskin di daerah itu umumnya berasal dari keluarga banyak anak. Lalu disimpulkan bahwa penyebab kemiskinan salah satunya adalah banyaknya tanggungan dalan sebuah keluarga. Dengan upaya sosialisasi dan pelaksanaan KB jumlah kelahiran berangsur turun dan berdampak langsung pada penekanan angka kemiskinan,” katanya.
sumber:(haluan/har)
Discussion about this post