Jadi Khatib dan Imam Shalat Jumat di Oslo, Mahyeldi: Pemko Padang Bisa Belajar Banyak Sistem Pendidikan di Norwegia

Menurut, Mahyeldi, untuk membangun bangsa, seluruh elemen harus bersatu, karena untuk membangun bangsa pun bukan dilakukan oleh orang lain, tetapi dari diri sendiri.”Di manapun kita berada maka rasa persatuan dan kesatuan harus selalu kita bangun. Rasa kecintaan kepada negeri kita tercinta adalah untuk membangun kehidupan rakyat yang lebih baik,” paparnya di depan seluruh staf KBRI, mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Oslo.

Usai menjadi khatib, Mahyeldi kemudian bertindak sebagai imam shalat Jumat. Terlihat di bagian shaf depan, Duta Besar RI untuk Oslo, Yuwono A Putranto dan lainnya. Usai shalat dilanjutkan dengan ramah tamah.

Saat ramah tamah itu Mahyeldi mengakui jika sistem pendidikan di Norwegia lebih baik. Sistem pendidikan lebih ditekankan kepada pembentukan perilaku atau karakter, bukan kepada akademis. Contoh pendidikan pembentukan perilaku itu yakni setiap siswa setingkat sekolah dasar diajarkan cara menyeberang jalan oleh guru pada saat libur. Begitu juga cara menaiki kendaraan, termasuk belajar di hutan, peternakan dan lainnya.

“Pemko Padang bisa belajar banyak dari sistem pendidikan di Norwegia ini,” ungkap Mahyeldi.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Oslo, Yuwono A Putranto menyampaikan terimakasih kepada Walikota Padang yang telah menjadi khatib sekaligus imam shalat Jumat. Menurutnya, selama ini dirinya telah lama mendengar program Jumat Keliling yang dilaksanakan Walikota Padang yang begitu mendekatkan antara pemerintah dengan masyarakat. “Shalat Jumat kali ini terasa berbeda. Terimakasih kepada Walikota Padang yang telah menjadi khatib dan imam shalat,” ucapnya.

(yuliadi chandra/Charlie / Mursalim)