SUMBAR-(MAKLUMATNEWS.NET)- Petani Sumbar yang sawahnya mengalami kegagalan dan masuk program asuransi telah menerima klaim asuransi sebesar Rp 1, 5 Milyar lebih. Mereka yang dapat mengklaim asuransi ini adalah petani yang masuk pada program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) pada tahun 2015 lalu priode musim tanam Juli – Desember 2015.
“Bagi petani yang masuk pada program AUTP tahun 2015 tersebut dan sawahnya mengalami kegagalan yang termasuk mendapat jaminan asuransi masih bisa mengajukan klaimnya,” ucap Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Sumbar Ir. Syafrizal baru-baru ini.
Disebutkan, program AUTP yang telah dimulai tahun 2015 adalah salah satu dari upaya pemerintah untuk meminimalkan kerugian yang dialami petani karena kegagalan pada sawahnya, baik yang disebabkan oleh bencana alam seperti banjir, kekeringan ataupun karena serangan hama.
Dalam program AUTP tersebut petani harus membayar premi sebesar Rp 180.000. Namun tidak seluruh premi tersebut yang dibayar petani karena disubsidi pemerintah sebanyak Rp 144.000 atau 80 persen. Petani hanya membayar premi sebesar Rp 36.000 atau 20 persen dari premi yang harus dibayarkan.
Ketika itu target yang ditetapkan pemerintah pusat luas sawah di Sumbar yang mengikuti program ini adalah seluas 36 ribu ha. Tapi yang terealisasi hanya sebesar 22.189 ha atau sebesar 61,64 persen.
Untuk tahun 2016 ini, pemerintah kembali melaksanakan program AUTP ini, sampai saat ini sudah tercatat sawah seluar 6,832, 78 ha yang dibayar premi oleh petani. Sama dengan tahun 2015 lalu, premi yang dibayarkan untuk program ini adalah sebesar Rp 180.000 dengan subsidi dari pemerintah juga sama. Perusahaan yang bekerjasama memberikan layanan asuransi juga sama yakni PT Jasindo.
Yang agak berbeda dengan tahun 2015, adalah persyaratan sawah yang boleh mengikuti program AUTP ini. Bila tahun lalu, sawah yang bisa terlibat program AUTP adalah sawah yang beririgasi teknis, maka pada tahun ini sawah tadah hujan juga bisa mengikuti program asuransi.
“Tahun ini persyaratan sawah yang bisa ikut memang agak longgar, hanya lahan padi gogo saja yang tidak bisa ikut,” tegas Syafrizal-(HM)
Discussion about this post